Jumat, 12 Maret 2010

Info Hardware: Solid-State Drive (SSD)





Inilah mungkin media penyimpanan masa depan yang akan menggantikan sebuah harddisk konvensional yang selama ini beredar di pasaran, mengingat perkembangannya yang semakin meningkat beberapa tahun ini.

SSD merupakan sebuah alat penyimpanan data yang menggunakan solid-state memory sebagai penyimpanan data. SSD sendiri menggunakan interface serupa harddisk drive sehingga bisa dioperasikan pada device yang berbeda. Ukuran SSD sekitar 2.5” menggunakan interface SATA, ada juga yang menggunakan SRAM atau DRAM dimana biasa disebut RAM-DRIVE.

Berbeda dengan harddisk, SSD sudah menggunakan semiconductor, sedangkan harddisk masih menggunakan electron tubes, hal ini menyebabkan SSD tidak memiliki part yang bergerak sehingga SSD berumur lebih lama dibandingkan harddisk, dan juga memiliki access time dan latency yang lebih kecil.
Perbandingan bagian dalam harddisk konvensional dengan SSD




Kelebihan dan kekurangan SSD dibandingkan Harddisk
Kelebihannya
1. Kecepatan random access untuk proses reading data lebih cepat, karena tidak membutuhkan head untuk bergerak melakukan proses write/read.
2. Read Latency jauh lebih kecil, dimana menyebabkan aplikasi yang dijalankan melalui SSD akan jauh lebih cepat dibandingkan dengan harddisk
3. Performa untuk read akan lebih stabil, karena pencarian lokasi data tidak tergantung pada letaknya data tersebut.
4. Tidak bersuara, karena tidak menggunakan part bergerak tetapi hanay chip saja.
5. Untuk kapasitas SSD kecil, biasanya memerlukan daya yang sedikit dan panas yang dihasilkan juga tidak tinggi
6. Reabillitas mekanis didalamnya lebih tinggi, , dimana tidak ada part yang bergerak menyebabkan hampir tidak akan terjadi Mechanical Failure, imbasnya SSD mampu bertahan pada benturan, goncangan, terjatuh dan perubahan suhu.
7. Temperatur yang bisa dioperasikan lebih baik, SSD bisa bertahan sampai suhu 70 derajat Celcius, sedangkan harddisk biasa, hanya pada kisaran 5-55 derajat Celcius.
8. Berat SSD lebih ringan dibandingkan Harddisk.
9. Kerusakan biasanya terjadi hanya pada proses writing, sedangkan harddisk biasanya pada proses read. Jika kerusakan terjadi pada proses write, data bisa dialihkan ke lokasi yang tidak rusak, sedangkan jika kerusakan pada proses read, maka data akan terhapus atau error selamanya.


Kelemahan

1. Harga yang masih cukup mahal, harga SSD per-gigabyte-nya sekitar US$1.50 sampai US$3.45. Sedangkan harddisk konvensional hanya sekitar US$0.38
2. Kapasitasnya yang jauh tertinggal dengan harddisk konvensional
3. Write/erase cycle yang terbatas untuk SSD. SSD hanya bisa bertahan sekitar 1000 sampai 10,000 kali write cycle atau maksimal 100,000 kali write cycle. Bandingkan dengan harddisk konvensional yang bisa tahan sampai 1-5 juta kali write cycle. sehingga semakin lama performa SSD itu akan turun dengan sendirinya sesiring penggunaannya.
4. kecepatan write yang lebih lambat dibandingkan harddisk konvensional.
5. SSD yang berbasis DRAM (bukan berbasis flash) memerlukan daya yang lebih tinggi dari harddisk konvensional untuk beroperasi.


Pada dasarnya, penggunaan SSD saat ini lebih banyak dipilih untuk menggantikan hardisk konvensioal yang terdapat pada notebook, sebab saat ini notebook dituntut berukuran kecil dan bersifat mobile namun dengan performa yang tidak kalah dengan PC desktop atau notebook yang berukuran lebih besar lainnya.

Melihat kondisi perkembangan, baik hardware maupun software saat ini, bukan tidak mungkin nantinya, semua harddisk drive saat ini akan digantikan oleh SSD yang lebih kecil, ringan, dan kecepatan read/write yang lebih baik. Tentunya setelah semua kekurangan yang dimiliki SSD bisa diatasi atau diminimalisir.




pustaka : pcmedia 09/2009
chip.co.id

Tidak ada komentar: